Siapa menyangka, jika menanam bunga
akan sama seperti jatuh cinta. Menanam benih-benihnya, lalu menunggu dengan
tulus, walau kita tau prosesnya akan lama tapi kita selalu merawatnya dengan
baik tapi nanti pasti akan dibalas dengan keidahan bukan? Lalu, sama halnya dengan ulat. Menjijikan
memang awalnya, tapi bagaimanapun ia pasti akan berubah menjadi kupu-kupu. dan
siapa yang bisa mengelak akan keindahaanya?
Pelajaran pertama hari ini telah
usai, seperti biasanya pasti teman-teman laki-laki Shilla akan keluar kelas
apalagi di pelajaran kedua sedang tidak ada guru yang mengajar. Alasannya ada
acara mendadak. Sungguh alasan yang tidak logis, batin Shilla. Shilla adalah
anak salah satu pemegang saham terbesar di sekolah swasta ini. Tapi Shilla tak
pernah sombong. Bahkan ia akan marah kalau teman-temannya ada yang mengungkit
soal kepemilikan saham ayahnya itu.
“Shillaaaaaa…” Panggil Agni salah
satu sahabat baru Shilla yang sedang berada di depan papan tulis
“What’s up?” Tanya Shilla sambil
bangun dari tempat duduknya dengan malas.
“Sini doong. Biasanya juga paling
heboh lo” Sivia menambahkan
“Iyaaa, jangan galau mulu dong.
Emang lo kenapa sih?” Tanya Zahra yang baru bergabung dengan Sivia Ify dan Agni
“Yeee galau dari mana?” kata Shilla
yang juga baru duduk bersama mereka.
“Dari sininiih. Haha eh mending
kita main aja yuk. Main apakee gitu” Usul Ify
“boleh. Boleh” Jawab Sivia.
“Main kejar-kejaran aja” sekarang
giliran Agni yang memberikan usulnya
“Yaudah yuukkk” jawab Shilla dan
Zahra serempak dan yang lain hanya mangguk-mangguk.
Gapapadeh buat ngilangin stress
mikirin cowo haha, batin Shilla yang ternyata menjadi batin Zahra juga saat
itu.
Terkadang Shilla Ify Zahra Sivia
dan Agni memang masih terlihat seperti anak kecil tapi, sebenarnya sikap mereka
juga sudah cukup terlihat dewasa ko. Mungkin karena memang baru beberapa bulan
menjadi siswi SMP, dan mungkin mereka juga merindukan masa-masa kecil mereka
yang suka bermain lari-larian apalagi Shilla.
~
“Ayoo
kaa tangkep Chilla, haha” Gadis kecil it uterus berlari-lari mengelilingi taman
yang ada dikomplek perumahannya
“Ehh
kamuu awas yaa nanti kalau ketangkep. Gaakan kaka lepasin” teriak seorang bocah
laki-laki dari sisi lain taman yang cukup luas itu.
“Ihh
bodoo Chilla gatakut weekk” kata Gadis tadi sambil terus berlari sambil
memalingkan wajah kebelakang dan memeletkan lidah kecilnya.
“Chilla…
awasss jatoh itu ada ba….” teriak bocah laki-laki tadi sambil terus berlari.
Brukk
Dan
benar saja, gara-gara keteledoran gadis kecil tadi ia akhirnya terjatuh akibat
tersandung batu yang cukup besar. Lalu gadis itu duduk dengan posisi dengkul
yang di lipat ke dada dan menenggelamkan wajahnya kedalam sana. Gadis itu
menangis tersedu-sedu. Sepertinya kaki kecil gadis itu terluka.
Bocah
laki-laki tadi langsung menghampiri gadis kecil ini. Dan mengusap punggungnya
lembut.
“Chilla
jangan nangis yaa. Kata mamanya aku, kalau kita nangis nanti pas sudah besar
wajah kita jadi jelek. Chilla gamaukan jadi jelek. aku aja jarang nangis, karna
aku gamau jadi jelek. akukan ganteng. Hehe udah yaa Chilla jangan nangis
Chillakan cantik” Kata bocah laki-laki tadi sambil terus menenangkan gadis yang
terjatuh tadi.
“HEHE
emang Chilla cantik ya ka?” Tanya gadis yang terlihat masih sangat polos itu
dengan malu-malu.
“nah
gitu dong. Kalo Chilla senyum kan bisa terlihat lebih baik. Iya dong kamu
cantik. Cantik banget lagi hehe”
“HEHE
tapi kaka arel ngga boongin Chilla kan? Chilla janji deh gabakal nangis lagi”
“ya
engga dong Chill. aku gaakan boongin kamu. aku akan selalu ada buat kamu. aku
juga janji sama Chilla” jelas bocah laki-laki tadi sambil menunjukan jari
tengah dan jari telunjuknya yang kemudian terbentuk huruf V sambil tersenyum
yang lalu dibalas dengan senyuman dari gadis kecil dihadapannya.
~
Tiba-tiba
Shilla berhenti mendadak tepat
samping pintu yang terbuka. Ternyata ada sosok lain yang sedang berjalan
tergesa-gesa ingin masuk kelas yang hampir menabraknya. Jarak Shilla dengan
seseorang yang ternyata Cakka itu hanya sebatas beberapa senti meter. Dekat sekali.
Shilla merasa ada sesuatu yang
tidak beres dengannya tetapi ia malah terdiam agak lama. Sebenarnya tadi ia
ingin sekali berteriak sekeras mungkin dan mengeluarkan segala sumpah
serapahnya kepada orang hampi saja menabraknya ini, namun tiba-tiba ia merasa
seperti bisu. Lidahnya kelu, tidak dapat mengucapkan satu kata apapun. Tubuhnya
menegang dan terasa panas, tentu saja jantungnya terasa sudah sangat melebihi
batas normal berdetak. Sangat cepat, mungkin bahkan terlalu cepat. Begitu juga
dipadukan dengan aliran darahnya yang seakan akan tidak beres, seakan
berantakan. Shilla merasa lemas tubuhnya kaku. Seperti ingin mati.
Begitu juga dengan Cakka. Tubuhnya
juga terasa kaku, namun terlihat tetap tenang walau expresinya terlihat agak
tegang. Dua lingkaran beningnya bertumbukan langsung dengan punya Shilla. Cakka
merasakan sesuatu, seuatu yang mendorong matanya untuk terus menggali lebih
dalam lingkaran bening milik Shilla yang secara tidak langsung menandakan akan
sesuatu. Sesuatu yang ada di hati gadis didepannya ini, cinta.
“CIEE SHILLA CAKKA HAHAHA SHILLA
ANGET TUH” kata Ray yang sedang duduk diatas meja tepat di sebelah pintu tempat
Cakka dan Shilla hampir bertabrakan.
“Heh, apaasih Ray! Galucuuu ihh”
Shilla yang tersadar langsung menghampiri Ray dan mencubitnya gemas.
“aduhh sakit Shill. Ih galak banget
sih aw aw” kata Ray sambil memajukan bibirnya sok imut dan terus menepis tangan
Shilla yang sedang mencubit tangan Ray dengan sangat amat gemas.
“Bodooo…… awas lo bilang bilang”
Ancam Shilla sambil menunjukan jarinya yang sudah siap untuk mencubit Ray lagi.
“Iya ihhh galaak loo” ejek Ray
Shilla membalikkan badannya dan
berniat untuk mengomeli Cakka yang hampir saja membuat dia mati itu. Tapi saat
tubuhnya sudah berbalik sempurna ternyata Cakka sudah tidak ada di tempatnya.
Tadi saat Shilla bertengkar dengan Ray dengan santainya ia masuk kelas. Seperti
tidak habis merasakan sesuatu. Shilla yang masih merasakan dadanya
berdegup -terlalu- kencang dengan
langkah gontai menju bangkunya. Berharap mendapatkan ketenangan setelah ia
duduk nanti.
“Woiiiiiiiiiiiiii…………” kata-kata
Sivia yang sudah duduk diatas meja Shilla tiba-tiba membuat Shilla terkesiap.
“ha? Apaan deh vi?” Tanya Shilla
sambil membenahkan ekspresinya seakan tidak terjadi apa-apa tadi, seakan semuanya
biasa saja.
“Lo kenapa sih?”
“ha? Kenapa apanya? Gue gapapa”
“Shill…..Shill…. mulut lo mungkin
emang bisa nutupin sesuatu. Tapi wajah sama mata lo ngga. Dari tadi
senyum-senyum gitu dibilang gapapa. Mata lo juga tuh. Seneng banget kayanya”
‘segitu gampangnya kah Sivia bisa
mengetahui perasaan gue? Sivia ini anaknya detektif kali yaa.. atau memang mata
dan wajah gue yang mudah terbaca. Aneh. Sungguh aneh’ batin Shilla sambil
menggeleng geengkan kepalanya. Entah dia lupa atau bagaiman kalau dihadapannya
masih ada Sivia.
“Noh kan! Udah gila kali ni anak.
WOY ASHILLA ZAHRANTIARA!”
“Iyaaa… Apaan deh Siv. Ih
teriak-teriak aja”
“Gila lo. Ckck” kata Sivia
menggelengkan kepalanya 2 kali. “terserah lo deh mau ceita apa engga. Gua yakin
sih yaa lo bakalan bener-bener gila. G-I-L-A!” kata Sivia sarkatis menekankan kata gila.
Sebenernya ia tidak ingin membentak Shilla, tapi ia benar-benar khawatir dengan
apa yang terjadi dengan sahabat satunya ini. Kadang cemberut sendiri, kadang
tersenyum sendiri. Bakan tadi, di depan Siviapun fikirannya masih melayang
kemana-mana. Benar-benar Shilla ini, batin Sivia.
“Viamaaahh jahaat…. Nyumpahin gue
gila. Kalo gue gila beneran gimanaa?” rengek Shilla dengan manja sambil
memajukan bibir bawahnya kedepan.
“abisnya lo sih!”
“gue kenapasih? Emang ada yang
salah ya?”
“SHILLAAAAAAAA ihh. Sumpah yaaaa lo
tuh bener-bener”
“Ah viaa maah”
“Shill, gue tau. Gue tau nih lo
kenapa”
“emang kenapa?”
“loooo lagi jatuh cinta kan? Mm..
sama Cakka? Ngaku lo!” kata Sivia. Tepat. Sangat tepat!
“ssstttt.. Via ih pelan-pelaaan.
Iya iya gue ngaku deeh. Tapi jangan bilang-bilang ke Ify, Zahra, sama Agni dulu
yaaa please!” kata Shilla memohon pada Sivia.
“kenapa? Mereka harus tau Shil…..”
“jangan sekarang” jawab Shilla
sambil menundukan wajah.
“Apanya hayoo yang jangan sekarang?
Haha” terdengar suara lain dari balik badan Shilla. Ify. Yap. Pemilik bangku
disebelah Shilla sekaligus sahabat lamanya.
“tuh temen sebangku lo fy. “ kata
Sivia sambil menujuk Shilla
“Chillaaa…. What happen?” Tanya Ify
“nothing” jawab Shilla pelan.
“whatever” kata Sivia dengan nada
sinis lalu meninggalkan Ify dan Shilla.
*
Aku bertanya pada bintang-bintang di gemerlap
malam apakah ia dapat melihan perbedaan pada diriku. Aku juga bertanya pada
rumput yang bergoyang tertiup angin-angin malam apakah aku berubah. Tapi
jawaban mereka sama. Diam. Ada apa denganku?
Pagi ini matahari cukup terik,
sinarnya mampu membuat semua orang merasa tak nyaman ingin sekali rasanya
pindah ke kutub utara saat ini juga. Begitu juga dengan Shilla ia sangat merasa
tak nyaman. Tapi bukan karena panas matahari yang sedang tak bersahabat itu.
Tapi karena hatinya yang belakangan ini tidak bersahabat. Manja sekali kalau
menurut si empunyanya. Tidak salah lagi, ini soal perasaan. Perasaan yang tak
pernah ia harapkan. Semakin hari semakin saja membuat perubahan pada hatinya.
Bahkan pada seluruh tubuhnya.
Shilla yang biasanya tidak pernah
peduli akan keadaan sekitarnya –kecuali penting- kini berubah. ia berubah
menjadi sosok yang ingin tau apasaja. Apalagi kalau soal laki-laki yang
meberikan perubahan ini, Cakka. Sebenarnya Shilla sendiri sadar. Perubahan ini
bukan diakibatkan oleh otaknya melainkan hatinya. Shilla sering kali merasakan
dadanya dihantam berulang kali oleh bebatuan yang amat sangat berat saat
melihat Cakka bermain, bercanda, tertawa, dan segalanya bersama perempuan lain
selain dia, sesak. Itu yang ia rasakan berulang-ulang kali.
Mungkin ini yang namanya cinta?,
batin Shilla. Ia mengernyit sebentar, lalu mengerutkan dahinya. Mengapa begitu
rumit?, batinya lagi-lagi sambil melakukan hal yang sama seperti tadi. Setiap
hatinya bertaya-tanya ia selalu melakukan hal itu. Ia terlihat sangat bingung. Entah, entah
sampai kapan ia akan mendapatkan jawaban akan setiap pertanyaannya.
“Chill, lo napadah? Jidat lo dikerut-kerutin
gitu. Mau tua lo? Haha” Tanya Ify yang sedari tadi bingung sendiri melihat
tingkah sahabat lamanya ini.
Shilla terlonjak, kaget mendengar
suara Ify. Gara-gara memikirkan hal bodoh tadi ia sampai lupa kalau ia sedang
ada disekolah dan sedang belajar dikelasnya. “eee apaanlo fy engga engga” jawab
Shilla
“wooohh Chillaaa bener nih kata
Via, ada something….. cerita doonggg” pinta Ify yang membuat Shilla sedikit
kaget.
“ssstttt ada guru tauuu” kata
Shilla setengah berbisik dan telunjuknya membentuk angka satu yang diletakan di
bibir.
“iyaa iyaa makanyaa ceritaa”
“kalo gue gamau?”
“Lo jahat.”
“Yahh fy bukan gituuu. Tapi iniii
so-”
“Ayo semuanya kerjakan soal dipapan
tulis. DIKUMPULKAN HARI INI. Waktu
kalian hanya 20 menit. Jangan ribut”
perintah guru Matematika yang sedang mengajar dikelas Shilla –kelas Ify juga-
yang membuat omongan Shilla terhenti
“udah ah nanti aja Fy. Tuh disuruh
ngerjain. Susah tau itu” kata Shilla yang sedikit lega karena ada yang membuat dia untuk membatalkan
ceritanya pada Ify
“aelah Chil…….”
“nanti lo juga tausih”
Bandar Live Casino Sicbo Pakai Ovo Aja Ayo Daftar Sekarang Dan Banyak Bonus Setiap Hari !!!
BalasHapus