Tadaaaa ini cerbung buatan guee:3 judulnya rada aneh emang....... abisnya gatauuuu-__- yoo enjoy yaa semuaa~ maaf kalo ada typo-typo yaa........ Oiya disinih couplenya emm.... baca aja dulu:p yang pasti ada Shilla, Ify, Cakka, Debo. dll ngahaha! eh jangan lupa kasih tau temen-temen kalian yang lain yaaa~ biar tambah seru nanti ceritanya *gayambung. mehehe okee..... daripada banyak basa-basi mending baca deh.... Ohiya satuhal lagi ini cerbung icil pertama yang gue post. kalo gue buat sih udah banyak. tapi hasilnya gabagus semuaaaa........... jadi, jangan ngecewain gue plisss.... buat reader cerbung gue ini banyaknya yaa:") mohon batuannya semuaaa... Oiya buat ICL salam kenal yaa! mehehe. Follow twitter guee deh yg mau tau tentang gue @ishmahalyz. oiya ditunggu commentnya. bisa di sini ataupun di twitter boleehh.. yang pasti gue butuh banget dukungan kaliaan guys! eee okidiii enjoy for reading guyssss!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ketika kita tahu bahwa semua akan
berubah. Kita bisa apa? Kita hanya bisa menantikan perubahan itu. Kita hanya
bisa mengikuti kearah mana perubahan itu
berjalan. Ketika sudah terlalu jauh. Baru kita akan menegurnya, tapi
dengan begitupun semua takkan bisa kembali seperti semula. Seakan-akan semua
telah berlalu, kertas telah menjadi abu, batu telah menjadi pasir. Mau kita
lakukan apapun tak akan pernah bisa berubah. Tua itu pasti, dewasa itu pilihan.
Don’t forget it.
Waktu terus berjalan. Hari berganti
hari dari masa hingga ke masa. Semua hal akan berubah dengan cepat tanpa
seorangpun sadari. Pagi ini matahari terasa terik sekali, mungkin ia tau hari
ini akan menjadi hari yang berbeda buat seorang perempuan yang tak begitu
cantik tapi cukup manis dan juga untuk teman-teman beruntung yang seumuran
dengannya. Tapi aku yakin, buat orang-orang lain pasti pada merasa kurang
semangat. Hmmm… hari “Senin” yap! aku tahu saat aku sebut hari itu pasti semua
akan terpikirkan satu kata, malas. Begitu juga perempuan tadi, dia malas. Tapi
hari ini akan menjadi hari bersejarah buatnya. Hari dimana pertama kali ia akan
mengenakan seragam putih biru. Yap! Mulai hari ini gadis tadi resmi menjadi
murid Sekolah Menengah Pertama di salah satu sekolah ternama di kawasan
Jakarta. Bunga Cendikia Internasional Junior High School namanya.
Hari ini dimulai dengan Upacara
pagi seperti sekolah-sekolah lainnya lakukan. Setelah seminggu kemarin ia berusaha
susah payah untuk menyelesaikan MOS (Masa Orientasi Sekolah) bersama
teman-teman seperjuangannya. Berjuang untuk memulai masa –yang kata orang- indah.
masa indah itu yaa saat ia mengenakan seragam putih biru itu saat ini.
Namanya adalah Ashilla Zahrantiara
yang biasa dipanggil Shilla atau Chilla –nama kecil yang hanya untuk
orang-orang terdekat-. Anak satu-satunya dari keluarga yang bisa dibilang lebih
dari cukup ekonominya.
Upacara selesai, saatnya untuk
masuk ke kelas. Memulai aktifitas sebagai murid SMP. Memasuki ruang kelas yang
masih terasa asing. Wajar, baru satu Minggu kemarin Shilla menempati kelas ini.
Duduk di barisan ke tiga dari depan ataupun dari belakang, intinya saat ini
posisinya berada ditengah. Di sebelah bangkunya sudah terlihat teman semeja
perempuan itu, Ify namanya. Gadis yang bernama lengkap Allysa Saufika Umari itu
berwajah tirus. Sangat terlihat cocok mengenakan seragam putih biru dengan
blazer berlambangkan CIJHS walau wajahnya terlihat lebih baby face.
Didepan mejanya bersama Ify
terlihat dua cowo yang sudah tidak terlalu asing bagi Shilla. Shilla sudah
melihat mereka dari pertama ia masuk ke kelas ini. kelas yang akan menjadi
kelasnya sampai waktu satu tahun. Walau Shilla belum pernah kenalan dengan
mereka –teman laki-lakinya tadi-.
Deg. Ada sesuatu terasa janggal di
hati Shilla ketika salah satu dari mereka menengok kebelakang, kearahnya dan
ify. Dia tersenyum, lalu kembali menghadap depan.
Hari ini dimulai dengan pelajaran
B. Indonesia. Biasa, hanya perkenalan –yang kurang penting menurut perempuan
manis itu- lalu sebelum bel pelajaran berakhir guru itu sudah menginggalkan
kelas. Mungkin ia masih belum ingin memulai pelajaran. Syukur deh, batinnya.
“eheh nama lo siapa sih?” Tanya Ify
pada salah satu teman cowo Shilla yang berada didepannya, bukan. Bukan pada
cowo yang tadi melemparkan senyum. Tapi pada teman disebelahnya.
“gue ? siapa? Emang mau tau banget
yaa?” kata cowo itu nyolot tapi penuh nada bercanda.
“dih gaya banget” sergah Shilla
tiba-tiba. Entah reflek atau apa. Tiba-tiba ia ingin ikut saja berbicara dengan
mereka berdua.
“dia? Nih buku tulisnya. Baca aja
namanya” kata teman sebelahnya menyambar. Yap! Tepat. Dia cowo yang tadi
melemparkan senyumnya pada Shilla –Ify jugasih sebenarnya-
Ify lalu segera mengambil buku
tulis itu. tapi ternyata ia kurang cepat. Buku itu sudah berada di tangan
empunyanya. Ify mendesah rada kencang “hhh… yaudah kalo gamau ngasih tau. Just
question! And I not need your answer” kata Ify.
“yeeeh Bejo lo parah deh baru masuk
udah bikin orang marah. Cewe lagi” kata teman cowo disebelahnya.
Shilla secara reflek melongo lalu tertawa
kecil. “ha? Namanya Bejo? Buseet….HAHAHA” Kata Shilla dangan teramat polos. Lalu
tiba-tiba tawanya tiba-tiba meledak.
“dih ya Enggalaah. Nama gue tuh
Debo bukan bejo. Ah lo kka” kata si empunya nama protes pada teman
disebelahnya. Kka? Siapa namanya? Aduuh kenapa inii. Kenapa gue jadi begini,
kenapa gue jadi penasaran sama sosok cowo itu, batin shilla.
“Yehahaha bodo, lagian lo gitu.
Orang nanya nama aja gadikasih tau” kata cowo itu telak. Debo menyerah mengakui
kesalahannya.
“Gue Ify. Dan ini sahabat gue
Shilla” kata Ify singkat.
“hai Fy, hai shill. Gue Cakka” kata
cowo yang tadi membuat Shilla penasaran. Oooo Cakka namanya, nama yang cukup
asing ditelinganya, Batin shilla –lagi-.
Tanpa Shilla sadar ia malah
senyum-senyum sendiri. Entahlah, apa maksud senyumnya. Yang pasti senyum itu
cukup membuat Ify Cakka dan Debo bingung.
“Chill, lo kenapa dah? Senyam
senyum sendiri. Obat lo abiss? Ha?” Tanya Ify sambil menyenggol lengan Shilla.
Sontak membuat Shilla terhenyak,
lalu kembali tersadar. “ha? Apaandeh? Obat? Obat apaan? Lo sakit Fy?” kata
Shilla yg bingung sendiri. Benar ternyata tadi Shilla sedang bengong dan yang
pasti ia sedang memikirkan sesuatu. Yang Ify tidak tahu. Dan tidak mencoba
untuk tahu.
*
Saat hati terketuk, dan
mengijinkannya masuk. Tanpa kau sadari, kau telah menguncinya rapat-rapat . Tak
akan membiarkan orang lain masuk dan menyingkirkannya, bahkan tak akan ada
yang mampu membuatnya keluar dan
berpindah ke hati lain.
keesokan harinya.
“yaudah sih nyantai aja kali” jawab
Cakka –sedikit- kesal tetapi dengan nada bercanda pada saat jam pelajaran kedua
berlangsung. Kita sudah akrab. Karna kemarin kita mengobrol sangat panjang
“oiya kemaren gue denger-denger Ify manggil Shilla ko Chill ?” Tanya Cakka yang
malah membuat obrolan mereka makin seru
dan gamerhatiin guru yang nerangin.
Shilla sendiri sih tak peduli apa yang diomongin mereka. Ia lebih memilih untuk
mendengarkan penjelasan guru didepan.
“emang Cakka mau tau banget ? haha”
jawab Ify sambil cengengesan tidak jelas.
“apaansih ify.. gue gangomong sama
lo yaa gue ngomongnya sama Shilla” jawab Cakka –rada- jengkel dengan jawaban
Ify. Lalu menunjuk kearah gadis yang berusaha tidak peduli dan mendengarkan
guru yg menerangkan.
“eh apaan nunjuk-nunjuk? Chilla? Oh
itumah nama panggilan gue pas kecil, hmm tapi gue pengen sampe SD aja dipanggil
gitu. Karna sekarang gue bukan anak kecil. Lagipula nama Chilla itu terlalu
menyimpan banyak kenangan…” jelas Shilla
yang merasa bahwa Cakka dan Ify sedang mengobroli dirinya dan nama panggilan
kecilnya kepada Cakka dan ia terlihat menunduk kebawah ketika mengucapkan
kalimat terakhirnya lalu ia kembali memerhatikan guru didepan yang sedang
mejelaskan.
Yap. Memang guru Agama ini rada
aneh menurut Shilla. Di hari pertamanya beliau sudah mengajar. Setelah beliau
berkenalan sedikit beliau langsung memberikan materi. Membosankan, batin
Shilla.
“oh gituu. Kenapa dipanggilnya
Chilla ? kenapa ngga Ashill ? atau Tiara mungkin. Hmm atau Ashilla yang lebih
lengkap jangan jangan deh mending Zahra? Kenapa harus Chilla gaada yaambungnya
sama nama panjang lo ? kenapa coba ?” Tanya Cakka panjang lebar yang malah
ngebuat Ify Debo diem ngeliatin Cakka yang daritadi heboh sendiri padahal
mereka tau Shilla juga tak akan peduli “eheh liatinnya pada biasa aja dong.
Sorry kali kalo tadi gue terlalu heboh hehe” lanjut Cakka yang sadar bahwa
daritadi Ify dan debo malah diem mendengerkan dia yang dari tadi ngomong tidak
ada jeda sedikit pun.
“haha cakka cakka lo itu cowo tapi
kaya cewe yaa mulutnya” kata Debo yang dari diem aja dan ngebuat mereka tertawa
kecil. Tidak terkecuali Shilla. Yang malah ikutan mengobrol dengan teman
barunya –kecuali Ify, karna Ify sahabat lamanya-
“eh kka. Kata lo kaan nama dia Bejo
ya kemaren? Haha berarti elooo BEJAT! Yep. Haha gimana?” Tanya Shilla yang membuat Debo tertawa agak
keras namun terdengar ditahan. Iyalah, gila kali kalo dia berani tertawa keras
saat ada guru mengajar.
“yeeehh enaak ajaa” kata Cakka
mengelak. Tapi ternyata Ify dan Debo malah setuju kalau Cakka dipanggil bejat.
Mmm.. mungkin memang rada aneh terdengar. Bejat? Ha? Itukan kata lain untuk
orang yang jahat. Tapi Shilla tak peduli, dan ia malah merasa senang memberi
nama itu pada Cakka.
“lo punya Facebook?” Tanya Ify pada
Cakka dan Debo.
“punya. Namanya search aja Cakka
sayang …..” katanya terputus. “eh cari itu ajadeh” lanjutnya
“ciyeee sayang siapa tuh?” ledek
Shilla. Deg. Apa-apaan ini. Rasa janggal itu terasa lagi sekarang. Tapi Shilla
mengabaikannya. Masa bodo nanti juga hilang sendiri, batinnya mencoba tak
peduli. Padahal tak bisa dipungkiri bahwa ia sangat peduli.
*
Tak akan pernah ada yang dapat
merubah aku dan kamu, kecuali kita.
Hari berganti hari. Setiap harinya
ia merasakan sensasi yang berbeda-beda yang belum pernah ia alami pastinya.
Semakin lama semakin menyenangkan, fikir Shilla. Tak terasa bahwa sudah hampir
satu bulan ia menjadi murid sekolah berseragam putih biru itu. Shilla sempat
berfikir sejenak. Akankah selama ia menjadi murid Sekolah Menengah Pertama ia
akan terus merasa senang? Semoga saja.
Awal yang tidak terlalu buruk ini
membuat Shilla terlena. Membuat ia bangga menjadi anak SMP. Tanpa ia sadari
bahwa akan banyak hal lain yang akan terjadi. You-know-lah. Masa SMP itu
seperti apa. Yap. Masa dimana saat seseorang akan tumbuh menjadi dewasa. Rasa
keingin tahuan yang besar. Bukan. Bukan hal yang buruk. Tapi, tentang C-I-N-T-A. yang pasti dirasakan
oleh setiap anak yang akan bertumbuh dewasa. Tapi dengan cara penyampaian yang
berbeda pastinya dari setiap muda-mudi tersebut.
*
Jangan pernah terkejut ketika kau
merasakan rasa itu ada. kau yang membiarkan ia masuk. lalu kau juga yang
menguncinya rapat-rapat.
Dan benar saja. Hari ini adalah
awal mula mimpi buruk itu terjadi. Tentu saja Shilla tak kan sadar. Secara ia
sedang tidak tertidur. Ia baru saja bangun malah. Dan sudah bersiap untuk berangkat
sekolah. Berharap hal-hal menyenangkan akan menghampirinya dan menyapanya hari
ini. Lalu ia akan menjadi orang yang paling bahagia. Hari ini, dan seterusnya.
Pelajaran macam apa ini, PKN.
Mencoba mengetahui hal-hal lebih jauh tentang pemerintahaan Indonesia. Tidak
terlalu penting menurut Shilla. Karna cita-citanya menjadi seorang doket, bukan
DPR, MPR, Mentri-menti bahkan Presiden. So, apapun yang dia pelajari saat ini
tidak akan pernah bisa digunakan untuk bekalnya kelak menjadi seorang dokter.
Hei. Apa-apaa ini. Bukannya ia
berharap kebahagian? Kenapa ia harus merasa disuguhkan kebosanan? Dimana sisi
menyenangkannya? Sial, batinnya. Tiba-tiba ia mengerutkan kening. Seakan ia
merasa terkejut tentang apa yang ada dipikirannya. Kenapa pagi-pagi begini ia
sudah harus bernegative thinking. Bagaimana ia akan mendapatkan kebahagiaan
kalau pagi-pagi begini saja pikirannya sudah tidak menyenangkan.
“Shillaaaaaaaaaaaaaaaa” tiba-tiba panggil
Cakka dengan suara yang tidak terlalu besar tetapi dengan nada yang lumayan
panjang yang membuyarkan lamunan Shilla.
“ha? Apaansih bejat ? berisik tau.
Udah tau ada guru” kata Shilla setengah terlonjak. Wajar, ia habis melamun.
Entah kemana pikirannya tadi.
Cakka lalu tertawa kecil. “haha
Sorry Shill. Heh? Mana guru? Orang udah keluar juga. Waah abis mikirin apaan
sih lo? Mikirin gue ya? Hehe” kata Cakka yang sudah tidak keberatan dipanggil
bejat sambil senyam senyum. Lebih mirip orang gila, batin Shilla. Lalu Shilla
ikutan tersenyum.
“ha? Emang udah gaada ya? Eh Ify?
Bejo mana? Oiya tadi ngapain manggil?” Tanya Shilla yang setengah kebingungan
sambil menahan senyumnya yang ia rasa mulai terasa semakin melebar. He? Kenapa
ini? Apa yang terjadi padanya? Shilla mengerutkan keningnya sebentar.
“Shill… Shill… gue kira tadi lo
serius dengerin guru nerangin. Eh malah ngelamun ternyata. Ify tadi… manggil
guru kayanya. Tuh si Bejo dimejanya Ray. sekarang jam berapaa?” Jawab Cakka
sambil tertawa tertahan. Yang menyebabkan shilla terdiam sebentar dan berfikir
sesuatu. Eh senyumnya Cakka. Manis. Manis sekali. Tapi, mengapa tadi ia malah
ikut senyum-senyum ya? Ah apa-apaan ini. Kenapa dia malah memikirkan Cakka.
“wey, gue nanya tau sama loo…..
malah bengong lagi. Mikirin apaansih lo? Gue ya? Haha” seru Cakka mengagetkan
Shilla lagi. Ini cowo apaansih demen banget mengagetinya, batin shilla. Tapi
sepertinya salah. Bukan. Bukan karna tingkah Cakka yang tadi yang mengagetinya.
Tapi….. Deg. Sial, rasa janggal itu lagi. Ah? Apaansih ini. Mengganggu saja.
Padahal ia sudah tidak mersakannya lagi semenjak beberapa waktu lalu.
“ha? Oh jam” jawab Shilla setengah
terkejut lalu menatap jam yang terpasang sempurna ditangan Shilla “Eeehh lokan
tadi udah nanyain jam? Udah 3 kali malah. Masa mau nanyain jam lagi” lanjut
Shilla yang baru sadar bahwa ini pertanyaan Cakka yang diulang-ulang sedari
tadi dengan sedikit jengkel.
“hehe gapapalaah. Abisnya kelas
kita gaada jamnya. Jam berapa emangnya?” Tanya Cakka lagi. Penasaran. Mungkin.
Seperti apa yang Shilla rasakan. Penasaran pada rasa janggal itu.
“gamau ngasih tau ah. Cape tau
ngasih tau lo terus………..” Jawab Shilla yang memperlihatkan wajah bosan.
Yaiyalah dalam waktu 1 jam ada seseorang yang menanyakan jam. Sampai 4 kali
malah sama yang ini.
“ ah Shillaaa…. Ayodoong ya? Kasih
tau gue. Sekali lagi deh bener” bujuk Cakka manja. Apa-apaan cowo ini, batin
shilla.
“ ih tetep aja gamau, dari tadi
juga ngomongnya kaya gitu “ Jawab Shilla yang mencoba tidak memperdulikan
rengekan Cakka. Sial, kenapa gue harus tersenyum melihat tingkah Cakka tadi.
Benar-benar sudah gila kali, batinnya –lagi dan terus menerus-
Cakka yang kayanya sangat penasaran
dengan apa yang ia Tanya pada Shilla. Tiba-tiba saja ia keluar dari bangkunya.
Lalu, Cakka mengahampiri sisi kanan meja Shilla dan terlihat ingin melakukan
sesuatu. Shilla diam saja tak peduli, mungkin cowo itu ingin pergi dan
menanyakan hal yang sama pada teman-teman sekelasnya yang lain. Yang pasti
Shilla tak peduli.
Tiba-tiba ketika Shilla sedang
membuang pandangannya kearah buku yang berada di mejanya dan berniat
membereskannya dan memasukan buku itu ke tasnya, namun niatnya itu buyar ketika
ia merasa sesuatu yang aneh. DegDeg. Rasa janggal sialan itu lagi. Tapi kali
ini lebih banyak. Lebih cepat. Wajahnya mulai memanas, namun ia merasa suhu
disektiarnya mendingin. Seperti ada sepuluh atau berapalah kupu-kupu yang
sedang mengepak-ngepakan sayapnya diperutnya. Lalu Shilla menyadari bahwa
tangannya tengah tertahan tangan seseorang. Dan ketika ia melihat ternyata
tangan Cakka yang sedang memegang tangannya. Telak. Tepat sekali membuat
sesuatu bergejolak di hati Shilla.
Cakka masih memegang tangan Shilla lalu
melihat angka berapa saja yang ada di tangan Shilla sambil tertawa tertahan.
Belum selesai ia melihat semua angka. Lalu reflek Shilla melepaskannya dengan
cepat. Adapasih dengan fikiran cowo ini. Memegang tangannya hanya untuk melihat
jam. Apakah ia sengaja. Tidak tahu. Karna hanya Cakka yang tahu.
“Shill, sorry ya. Gamarahkan? Gue
Cuma mau lihat jam. hehe” Tanya Cakka yang selanjutnya tersenyum. Senyumnya
yang manis. Manis sekali. Benar-benar manis sekali.
“He? Iya-iya gamarah. Hhh….” Kata
Shilla dilanjutkan oleh desahan nafas agak panjang lalu cepat-cepat ia
membenahkan ekspresinya yang sudah kacau tadi gara-gara tingkah Cakka. Salah
tingkah kah Shilla? Mungkin bisa dibilang begitu.
Sedangkan Cakka sendiri terlihat
keep cool tapi tetap saja tidak bisa menyembunyikan bahwa ia salah tingkah juga
sepertinya. Ia menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak sama sekali
terasa gatal. Dia sendiri bingung, kenapa tadi ia memegang tangan Shilla. Lalu
merasakan hatinya sedikit bergetar ketika memegang tangan itu. seperti………
setruman cinta. Halah. Apasih yang sedang cowo ini fikirkan. Tidak mungkinlah
apa yang ada difikirannya tadi. Lalu ia segera kembali ke tempat duduknya.
Terlihat sedikit seperti orang linglung.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hai guys! gimana buat permulaannya? Jelek ya? maap:'3 tunggu part selanjutnyaaaa yaa semuaaah..........
PART 2
PART 2
copas bagian yang mana ya kalau boleh tau?
BalasHapus